Pipit, begitulah nama sapaan seorang gadis berusia enam belas tahun yang baru duduk di bangku sekolah kelas XI, di salah satu SMA di kota Tanjungpandan. Hari mulai menjelang Magrib, Pipit segera menutup jendela dan merapatkan pintu yang mulai usang dimakan waktu
Cerita Fiksi
Part 21 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
Sepasang remaja menyusuri pantai, langkah kaki keduanya tampak jelas di sepanjang pantai yang bertabur pasir putih. Ada jejak yang sudah menghilang karena tersapu ombak yang mengalun lembut
Part 20 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Sebile datang Kak?” tanya Ratih, tetangga depan rumah mereka. Wanita itu tampak membawa ikan di dalam kantong kresek putih
Part 19 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
Bersama surat ini, Ayah kirim sedikit uang. Semoga bisa diterima, walau jumlahnya tidak seberapa.
Sekali lagi maafkan Ayah
Part 18 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Bang! Jangan ngelamun!” Nengsih menepuk punggung abangnya. Gadis itu semakin cantik diusianya sekarang yang sudah dua belas tahun
Part 17 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Sam!” Rahim berteriak memanggil sahabatnya itu. Sepertinya remaja itu baru pulang dari melaut. Ada kabar yang ingin segera disampaikannya pada Sam
Part 16 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Wah, calon dokter pulang,” bisik Rendy dengan suara yang sengaja dikeraskan. Dia dan dua temannya duduk di atas motor yang diparkirnya di ujung dermaga. Ketiganya tertawa
Part 15 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Mak, ini aku ade duit untuk umak,” ucap Sam memberikan uang ke tangan Suhana. Wanita yang sedang mengaduk kuali besar yang berisi santan kelapa yang sudah mendidih itu menghentikan adukannya, dia menatap putra sulungnya itu
Part 14 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
Sam merasa sangat senang bisa kembali pulang ke pulau kecilnya. Sudah hampir sebulan dia tidak pulang. Bukannya tidak kangen pada ibu dan adiknya. Namun, demi menghemat biaya, dia harus memendam rindu untuk sementara
Part 13 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
Sam berdiri di ujung dermaga, matanya menatap ke arah lautan lepas. Seperti ada sesuatu yang dia pikirkan
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.