“Bang! Jangan ngelamun!” Nengsih menepuk punggung abangnya. Gadis itu semakin cantik diusianya sekarang yang sudah dua belas tahun
Tag: Penulis Buku
Part 17 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Sam!” Rahim berteriak memanggil sahabatnya itu. Sepertinya remaja itu baru pulang dari melaut. Ada kabar yang ingin segera disampaikannya pada Sam
Part 16 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Wah, calon dokter pulang,” bisik Rendy dengan suara yang sengaja dikeraskan. Dia dan dua temannya duduk di atas motor yang diparkirnya di ujung dermaga. Ketiganya tertawa
Part 15 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Mak, ini aku ade duit untuk umak,” ucap Sam memberikan uang ke tangan Suhana. Wanita yang sedang mengaduk kuali besar yang berisi santan kelapa yang sudah mendidih itu menghentikan adukannya, dia menatap putra sulungnya itu
Part 14 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
Sam merasa sangat senang bisa kembali pulang ke pulau kecilnya. Sudah hampir sebulan dia tidak pulang. Bukannya tidak kangen pada ibu dan adiknya. Namun, demi menghemat biaya, dia harus memendam rindu untuk sementara
Part 13 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
Sam berdiri di ujung dermaga, matanya menatap ke arah lautan lepas. Seperti ada sesuatu yang dia pikirkan
Part 12 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Waalaikumussalam,” jawab Suhana. Mereka bangkit dari meja makan. Sam membawa piring dan gelas bekas dia makan ke tempat cuci piring dan langsung mencucinya. Suhana menghapus air matanya sebelum melangkah ke pintu depan
Part 11 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Assalamualaikum…” Mira mengucapkan salam saat mereka sudah sampai di rumah Sam. Gadis cantik itu memang mengantarkan Sam sampai ke rumah. Ia merasa kasihan dengan kondisi Sam
Part 10 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Woii! Ade yang mimpi di siang bolong!” Rendy dan Indra tertawa sambil berbisik-bisik. Sam yang duduk di kursinya tak mengindahkan tingkah kedua anak itu. Dia serius membaca buku karena ujian semakin dekat.
Part 9 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Iya, jadi Ayah kamu melakukan perdagangan tetapi tidak mengurus surat-surat yang seharusnya. Dan kegiatannya diketahui oleh polisi. Makanya Ayahmu dicari-cari.”
Part 8 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Kek, kelak aku nak nyarik Ayah,” ucap Sam pada Kek Karim saat ia menemani kakeknya itu ke kebun. Laki-laki tua tapi masih tetap kuat itu menoleh pada cucu kesayangannya
Part 7 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Jadi kamu anak La Harun?” tanya paman yang mengenalkan namanya dengan La Ode Tasjudin. Dia adalah kapten kapal besar yang singgah berlabuh di dermaga Pulau Seliu. Sam tersenyum. Anak itu merasa gembira mengetahui ada yang mengenal ayahnya
Part 6 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
Sam terjaga dari tidurnya, tenggorokannya terasa kering. Anak laki-laki itu bangkit. Tangannya mengucek matanya yang masih terasa berat. Dia melihat ke arah jam dinding
Part 5 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Bang ade Ibu Guru kan Kak Mira,” ucap Nengsih. Ternyata gadis kecil itu ikut pulang bersama Bu Retno.
“Cie cie Abang…” Nengsih meledek Sam.
Part 4 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Maaf, Paman. Ini kapal dari mana?” Sam menahan seorang laki-laki yang baru saja turun dari kapal yang sejak tadi mereka perhatikan. Mau naik ke kapal takut diusir disangka mau minta ikan
Part 3 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Sam ada kapal yang baru bersandar di bom!” Rahim berbisik pada Sam supaya tidak terdengar Bu Wati, guru matematika yang terkenal galak. Sam yang sedang mengerjakan soal latihan tentang penjumlahan pecahan menoleh ke arah temannya itu
Part 2 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Mak, maafkan Abang.” Sam menatap Suhana yang baru saja menutup Al-Quran yang diletakkan di atas rihal yang terbuat dari pohon kelapa buatan Kek Karim, Kakek Sam atau ayah Suhana
Part 1 : Mimpi Anak Pulau | By Nelly Kartins
“Mak! Aku dapat ikan, banyak!” teriak seorang anak laki-laki yang tampak begitu bahagia dengan hasil tangkapannya.
Anak laki-laki bertubuh kurus itu berlari menyusuri pantai kemudian berbelok ke jalan setapak menuju rumahnya, tangan kirinya menenteng tombak bermata tiga yang tadi dibawanya untuk mencari kepiting, sedang tangan kanannya menjinjing ember plastik berwarna hitam yang kini dipenuhi ikan
Diran, Pencipta Buku Kumpulan Puisi Hitam Putih
Karya-karyanya di bidang sastra berupa puisi sudah banyak Diran ciptakan. Bahkan, puisi-puisi karyanya ini sering dibacakannya dalam berbagai momen
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.