Kapal Nelayan Pencari Cumi Tertabrak Tongkang, Satu Korban Masih Dalam Pencarian Tim SAR Gabungan

BANGKA, pradivanews.com – Sebuah kapal nelayan pencari cumi, Selasa (08/08/2023) dinihari, tertabrak oleh sebuah kapal tongkang di kawasan perairan Pantai Pesona, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Akibat peristiwa tersebut, satu korban selamat dan satu masih dalam proses pencarian Tim SAR Gabungan.

Menurut informasi, peristiwa naas tersebut berawal saat kapal nelayan yang diawaki Dika dan Hasan berangkat melaut untuk mencari cumi pada Senin (07/08/2023) malam sekira pukul 23.32 WIB dari Pantai Pesona, Kabupaten Bangka.

Namun pada Selasa (08/08/2023) dinihari sekira pukul 02.00 WIB, sebuah kapal tongkang dari arah Pangkal Balam melintas dan menabrak kapal yang diawaki Dika dan Hasan. Akibatnya, kapal nelayan tersebut mengalami kerusakan parah dan akhirnya tenggelam.

“Pada saat itu kedua korban meloncat dari kapal mereka. Korban bernama Dika berhasil selamat dari peristiwa tersebut, namun rekannya Hasan tidak bisa diselamatkan oleh Dika dikarenakan gelombang besar”, sebut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang, I Made Oka Astawa melalui releasenya, Selasa (08/08/2023) siang.

Lebih lanjut I Made Oka Astawa menjelaskan, usai tertabrak Dika kemudian berenang sejauh 1 mil dengan menggunakan sebuah jerigen. Dika lalu diselamatkan oleh KM Nurki yang melintas sekira pukul 03.00 WIB. Oleh Nahkoda KM Nurki yang bernama Ambon, Dika dibawa menuju Pos Sandar Polairud.

“Peristiwa kecelakaan kapal tersebut kemudian dilaporkan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang, pada hari Selasa pagi sekira pukul 10.05 WIB, oleh nelayan yang bernama Rudin”, jelas I Made Oka Astawa.

Mendapatkan informasi tersebut Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang membuka Operasi SAR Gabungan, dan memberangkatkan 1 Tim Rescue menuju lokasi diketahui terakhir (Last Known Position) dan melakukan pencarian pada koordinat 1°50.467’S 106°12.841’E.

Upaya pencarian korban yang hilang dilakukan dengan menggunakan metode penyisiran di atas permukaan air sejauh 5 mil dari Teluk Uber ke arah Timur dengan menggunakan Rubber Boat. Pencarian korban akan dilakukan selama 7 hari sesuai SOP dari Basarnas.

“Atau bisa saja dihentikan apabila korban cepat ditemukan, namun apabila korban tidak ditemukan dalam kurun 7 hari maka dilanjutkan pemantauan. Kemudian apabila ada tanda-tanda korban, Operasi SAR dapat dibuka kembali”, pungkas I Made Oka Astawa. (rel)

BACA JUGA:


Sahabat
Ikuti terus perkembangan informasi dari media online pradivanews.com, yang update informasinya selalu kami sajikan di halaman atau fanpage Facebook Sahabat pradivanews

Kami juga memiliki Channel Youtube, untuk menyajikan informasi dalam format visual…
Terima kasih kepada sahabat semua, yang sudah bersedia mengunjungi website kami…