pradivanews.com – MENGUAK misteri Genting Apit, diceritakan pada zaman dahulu kala hiduplah sebuah keluarga yang tinggal di kebun dan letaknya sangat jauh dari perkampungan. Kepala keluarganya bernama Kik Cuan, dan beliau tinggal bersama istri dan seorang anak gadisnya yang bernama Jerimai.
Seiring berjalannya waktu, karena Jerimai dianggap sudah beranjak dewasa, maka ia pun dikawinkan. Suatu ketika setelah perkawinan Jerimai tersebut, terdengarlah kabar bahwa ada sebuah keluarga di Kampung Simpang Tiga yang akan menggelar pesta keramaian dengan menampilkan hiburan Beripat Beregong.
Mendengar kabar tersebut, Kik Cuan bersama istri, anak dan menantunya bermaksud untuk menonton Beripat Beregong tersebut. Karena jarak tempat tinggalnya sangat jauh dari Kampung Simpang Tiga, maka Kik Cuan menyuruh istri dan anak serta menantunya untuk bersiap, agar bisa berangkat agak siang hari. Kemudian Kik Cuan menyuruh mereka berangkat lebih dahulu, sementara ia akan menyusul kemudian.
Setelah semuanya siap dan hendak berangkat, ternyata Jerimai agak lambat berdandannya dan ia belum siap untuk berangkat. Sehingga ibu dan suaminya berangkat lebih dulu. Melihat hal tersebut, Kik Cuan menyuruh Jerimai agar berangkat bersama dengan ibu dan suaminya. Tapi Jerimai mengatakan ia akan menyusul ibu dan suaminya dengan berjalan cepat nantinya.
Setelah selesai berdandan, lalu Jerimai pun berangkat menyusul ibu dan suaminya dengan berjalan seorang diri melewati hutan rimba. Jerimai pun memanggil ibu dan suaminya tetapi tidak ada sahutan, ternyata Ibu dan suaminya sudah sangat jauh meninggalkannya. Menyadari hal tersebut, Jerimai pun berjalan dengan sangat cepat agar dapat menyusul ibu dan suaminya.
Namun dalam perjalanan tersebut, Jerimai ternyata bertemu dengan sosok Babi Besar yang bernama Limpai. Karena ketakutan Jerimai pun berlari, tetapi Limpai mengejarnya. Akhirnya Jerimai pun tertangkap dan dimakan oleh Limpai tersebut. Setelah dimakan Limpai, ternyata ada tertinggal selendang dan sepotong jari milik Jerimai.
Begitu hari sudah beranjak malam, Kik Cuan pun bermaksud berangkat untuk menyusul istri, anak dan menantunya yang sudah lebih dahulu pergi menonton Beripat Beregong di Kampung Simpang Tiga. Lalu Kik Cuan berjalan seorang diri dengan membawa obor. Di tengah perjalanan, Kik Cuan melihat selendang dan sepotong jari yang diyakininya milik Jerimai.
Karena tidak enak perasaan, Kik Cuan pun bergegas menuju Kampung Simpang Tiga untuk mencari istri, anak dan menantunya. Setibanya di sana, ternyata Kik Cuan tidak menemukan Jerimai bersama istri dan menantunya. Kegelisahan Kik Cuan bertambah setelah mendengar istrinya mengatakan bahwa Jerimai akan menyusul bersama dengan Kik Cuan.