Dua Orang Pegawai Honerer Pemkab Beltim Ikut Seleksi Ujian Balon Kades

BELITUNG TIMUR, pradivanews.com – Sebanyak 9 orang peserta mengikuti Seleksi Ujian Akademis Bakal Calon Kepala Desa (Balon Kades), Kamis (09/03/2023), bertempat di Ruang Pertemuan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Belitung Timur (Beltim). Dari 9 orang Balon Kades tersebut, 2 orang diantaranya merupakan pegawai hororer di Pemkab Beltim.

Seleksi Ujian Akademis Balon Kades ini digelar Panitia Pemilihan Kepala Desa Serentak gelombang III tahun 2023 Kabupaten Beltim

Ujian Akademis yang berlangsung selama 2 jam tersebut, hanya diikuti 9 orang peserta dari Balon Kades Mentawak Kecamatan Kelapa Kampit. Sedangkan Balon Kades Kurnia Jaya Kecamatan Manggar tidak ada yang ikut, lantaran jumlah peserta yang mendaftar hanya berjumlah 5 orang.

Dua orang pegawai hororer yang ikut serta dalam seleksi ujian akademis tersebut yakni, Deny Setiawan dan Agung Permanan. Dua orang ini menyatakan siap berhenti menjadi honorer jika nantinya terpilih sebagai Kades Mentawak.

Agung Permanan (32) menyatakan niatnya mencalonkan diri menjadi Kades Mentawak lantaran panggilan hati untuk membangun desa dan mewakili keinginan masyarakat yang ingin desanya dipimpin oleh anak muda.

“Pertama ini panggilan kita selaku generasi muda untuk membangun kampung. Yang kedua kita dipesankan dari orang-orang tua di kampung bahwa di tangan anak mudalah pembangunan itu akan berkembang”, sebut Agung.

Honorer di Dinas Perhubungan Kabupaten Beltim tersebut pun membantah jika alasan ekonomi yang menjadi dasar dia beralih profesi menjadi kades.

“Bukan ekonomi, sama aja soalnya. Mengingat kalau kita honorer di Pemda dak terlalu ribet mesti melayani masyarakat. Kalau Kades 24 jam mesti siap ngurusin dengan segala konsekuensinya”, ujar Agung.

Hal senada disampaikan honorer di Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Deny Setiawan (32) yang juga menampik jika dirinya ingin adanya perubahan kesejahteraan menjadi faktor utama mencalonkan diri sebagai Kades.

“Alhamdulillah sebenarnya dengan gaji honorer kita sudah cukup sebenarnya, karena kita dak terlalu mikir untuk orang lain. Kalau kades memang lebih baik, tapi tetap banyak pengeluaran untuk sosial”, ungkap Deny.

Alasan utama Deny beralih menjadi Kades karena ingin membangun kampung halamannya. Mengingat pendidikan dan pengalaman selama bekerja sebagai honorer dirasa cukup untuk dirinya mendedikasikan dirinya.