BELITUNG TIMUR, pradivanews.com – Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Pemkab Beltim), Rabu (14/09/2022), menggelar kegiatan Pembinaan Fardhu Kifayah, Penyelenggaraan Pemulasaran Jenazah (Pemandian dan Pengkafanan) tahun 2022, untuk 155 orang petugas Fardhu Kifayah se-Kabupaten Beltim.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Satu Hati Bangun Negeri Kabupaten Beltim ini, dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kompetensi Petugas Fardhu Kifayah di wilayah Kabupaten Beltim.
Baca Juga: Kadinkes Akan Tindaklanjuti Hasil RDP Bersama Komisi 3 DPRD Belitung
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Beltim Bani Machtum mengatakan, Petugas Fardhu Kifayah mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang keagamaan.
“Pemerintah Daerah akan selalu men-support petugas Fardhu Kifayah dalam hal peningkatan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan kecakapannya, yang salah satunya lewat pembinaan kegiatan pemulasaran jenazah ini”, sebut Bani selaku Ketua pelaksana kegiatan.
Baca Juga: Dalam RDP, Vina Minta Dinkes Kabupaten Belitung Buat Jadwal Sisa Kegiatan Anggaran 2022
Bani juga menjelaskan, pembinaan tersebut ditujukan untuk memberikan pemahaman yang baik dan sama, terhadap tata cara pemulasaran jenazah, mengingat terdapat banyak perubahan utusan Fardhu Kifayah di masing-masing desa.
“Tujuannya internalisasi atau menyamakan dan menyatukan pengetahuan petugas Fardhu Kifayah terkait pemulasaran jenazah. Agar petugas Fardhu Kifayah mengetahui dan paham terkait tata cara yang benar dan meningkatkan kemampuan petugas Fardhu Kifayah dalam hal pemulasaran jenazah”, jelasnya.
Baca Juga: Pemkab Beltim Buka Penerimaan Pegawai Pemerintah Formasi P3K, Totalnya 385 Formasi
Senada, Bupati Beltim Burhanudin (Aan) menyampaikan bahwa pembinaan tersebut demi pemahaman dan penyegaran pengetahuan pemulasaran jenazah bagi petugas agar sesuai ketentuan dalam syariat islam.
“Kita ingin mereka mengikuti yang dianjurkan di dalam syariat islam, menambah pengetahuan, me-refresh dan mereview ulang. Karena jenazah itu kan ada yang meninggal dalam keadaan biasa ada yang dalam keadaan tidak biasa. Itu yang dilatih terus sebagaimana syariat”, kata Aan.
Baca Juga: Wabup Belitung Cek Langsung Kondisi Dermaga Penyeberangan yang Ambruk
Ditambahkan Aan, keberadaan petugas pemulasaran jenazah sulit ditemukan di tengah-tengah masyarakat terutama generasi muda. Ia berharap kegiatan ini bisa mengikutsertakan generasi muda agar dapat menciptakan generasi baru yang mampu melaksanakan penyelenggaraan jenazah.
“Harus dilaksanakan regenerasi. Cuman kan regenerasi ini banyak yang masih takut atau tidak berani dalam pengurusan jenazah, padahal dalam konteks agama tidak begitu sulit sebenarnya, asalkan kita mau. Jadi kita minta kepada desa-desa itu mulailah menyiapkan regenerasi untuk pemulasaran jenazah ini”, pungkasnya. (len)